Opini
Beranda » Berita » Barru Menyalakan Jalan Baru Koperasi Indonesia

Barru Menyalakan Jalan Baru Koperasi Indonesia

Oleh: WAHYUDDIN SUYUTI

Di tengah gema rencana besar yang masih mengawang di banyak tempat, Barru telah menjejak lebih dulu. Saat banyak daerah masih menimbang arah, kabupaten ini telah menabuh langkah—membentuk 55 Koperasi Merah Putih, satu di setiap desa dan kelurahan

Semoga koperasi Merah Putih ini benar-benar
dapat berjalan sesuai rencana. Harapan itu tentu besar, tapi keraguan pun tak bisa dibungkam. Sejarah koperasi di Indonesia terlalu akrab dengan euforia peluncuran dan sunyi saat pelaksanaan. Terlalu sering koperasi hadir hanya sebagai simbol keberpihakan, tapi tak benar-benar menjadi alat perjuangan ekonomi rakyat.

Namun apa yang terjadi di Kabupaten Barru pada 28 Mei 2025 patut dicatat sebagai langkah yg strategis di saat yg lain masih ragu.
Di tengah banyak daerah yang masih menunggu arahan pusat, Barru justru melangkah lebih dulu: membentuk 55 koperasi Merah Putih—satu di tiap desa dan kelurahan. Di Alun-Alun Collieq Pujie, di hadapan kementerian, lembaga negara, dan warga, Barru memulai sesuatu yang bisa jadi titik balik ekonomi kerakyatan.

Pelantikan Ini diharapkan tidak hanya sebagai kebutuhan administratif, tapi pernyataan: bahwa koperasi, jika dikelola dengan niat baik dan sistem yang sehat, bisa menjadi penopang utama ekonomi desa. Bupati Andi Ina Kartika Sari menunjukkan bahwa kebijakan nasional bisa diterjemahkan menjadi gerakan lokal, selama ada kemauan politik dan komitmen menyeluruh.

Mengenang Almarhum Kamrir Dg Mallongi, SH- Pemimpin yang tidak lahir di Barru, Tapi mengabdi Untuk Barru

Tentu, tantangannya besar. Sejauh mana 55 koperasi ini akan benar-benar hidup, bukan slhanya nama dalam dokumen?
Apakah pengelolanya akan dibekali cukup ilmu, cukup etika, cukup daya juang untuk menghadapi kerasnya pasar? Ataukah koperasi akan kembali menjadi wadah pasif yang menanti bantuan datang, tanpa daya saing dan semangat kemandirian?

Suntikan awal sebesar Rp 10 juta per koperasi mungkin hanya percikan api. Yang lebih penting adalah ekosistem yang menghidupinya: pelatihan manajemen, akses permodalan lanjutan, digitalisasi, serta kemitraan strategis dengan dunia usaha dan lembaga keuangan. Pemerintah pusat, lewat Kemenkop UKM dan LPDB, telah membuka peluang itu. Kini giliran Barru membuktikan bahwa mereka siap menjaga nyala api ini.
Semoga saja, dari tanah Barru ini, tumbuh koperasi-koperasi yang bukan hanya bertahan, tapi berkembang. Bukan hanya simbol, tapi fondasi. Sebab jika koperasi Merah Putih berhasil tumbuh dari akar desa, maka Indonesia pun akan lebih kuat berdiri di atas tanahnya sendiri.