Barru, TerasWaktoe.com –
Pemerintah Kabupaten Barru memastikan akan kembali menggelar Festival Budaya To Berru (FBTB) ke-14 pada bulan September 2025 mendatang. Kegiatan budaya tahunan ini disambut hangat oleh para penggiat seni dan tokoh masyarakat sebagai langkah konkret dalam menggali serta menghidupkan kembali kearifan lokal di tengah arus modernisasi.
Salah satu dukungan datang dari Faisal Yunus, penggiat seni Barru yang menilai kehadiran FBTB menjadi bukti nyata komitmen Bupati Barru andi Ina Kartika Sari dalam menjaga warisan budaya daerah.
“Saya sangat mengapresiasi langkah Ibu Bupati Andi Ina bersama Wakil Bupati Abustan A Bintang yang kembali menghadirkan Festival Budaya To Berru. Ini adalah upaya merawat ingatan kolektif dan mempertemukan masyarakat dengan jati diri budayanya sendiri,” ungkap Faisal Yunus kepada TerasWaktoe.com, Jumat (4/7/2025).
Menurutnya, FBTB menjadi momentum penting untuk menghidupkan kembali nilai-nilai lokal yang mulai tergerus, seperti seni tutur, musik tradisional, permainan rakyat, hingga ekspresi seni yang bersumber dari kearifan lokal maupun tokoh yang memiliki kearifan lokal seperti Arung Patapouloe atau Arung Nepo; Tokoh sejarah yang merepresentasikan nilai-nilai luhur seperti keberanian, kebijaksanaan, dan kearifan dalam memimpin
“Barru punya kekayaan budaya yang luar biasa. Festival ini harus menjadi panggung utama bagi ekspresi lokal Saya berharap generasi muda Barru bisa lebih dekat dengan akar mereka melalui kegiatan ini,” tambah Faisal Yunus, salah satu pemeran dalam produksi I La Galigo yang telah pentas di berbagai kota dunia.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barru, H. Andi Adnan Azis, memaparkan sejumlah kegiatan yang akan memeriahkan FBTB tahun ini, di antaranya:
-Karnaval Budaya yang melibatkan seluruh desa dan kelurahan se-Kabupaten Barru,
-Pemilihan Duta Budaya,
-Pagelaran Seni dan Musik Tradisional,
-Pameran Seni Rupa,
-Pasar Kuliner Tradisional,
-Permainan Anak dan Tradisional,
-Hiburan Layar Tancap, serta
Tari Kolosal bertema Arung PatappuloE yang akan dibawakan oleh 150 penari dari Kecamatan Mallusetasi.
Tari kolosal ini menjadi ikon utama festival, dengan mengangkat kisah Arung Nepo, tokoh legendaris Barru yang dikenal sebagai Arung PatappuloE, sosok berpengaruh dalam sejarah dan peradaban lokal.
